Prinsip kerja inverter adalah mengalihkan daya DC frekuensi tinggi melalui perangkat switching elektronik, membentuk sinyal modulasi lebar pulsa (PWM), dan kemudian mengubah sinyal pulsa menjadi daya AC melalui filter. Struktur dasar inverter meliputi catu daya DC, perangkat switching, rangkaian kontrol, dan filter keluaran.
- Catu daya DC: Catu daya masukan inverter dapat berupa baterai, panel surya, turbin angin, dll.
- Perangkat switching: Komponen inti dari inverter, yang digunakan untuk mencapai switching daya DC frekuensi tinggi. Perangkat switching yang umum termasuk transistor, IGBT, MOSFET, dll.
- Rangkaian kontrol: digunakan untuk mengontrol status switching perangkat switching dan menghasilkan sinyal PWM. Rangkaian kontrol meliputi mikrokontroler, rangkaian penggerak, rangkaian proteksi, dll.
- Filter keluaran: digunakan untuk menyaring komponen frekuensi tinggi dalam sinyal PWM dan memperoleh daya AC yang dibutuhkan. Filter umum meliputi filter LC, filter tipe π, dll.
2、 Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi keluaran inverter
Frekuensi keluaran inverter dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk catu daya masukan, perangkat switching, strategi kontrol, dll. - Catu daya masukan: Karakteristik tegangan dan arus catu daya masukan akan memengaruhi frekuensi keluaran inverter. Misalnya, tegangan keluaran panel surya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya, yang dapat menyebabkan fluktuasi frekuensi keluaran.
- Perangkat switching: Kecepatan switching, resistansi aktif, dan parameter lain dari perangkat switching dapat memengaruhi frekuensi output inverter. Semakin cepat kecepatan switching, semakin tinggi frekuensi output; Semakin kecil resistansi aktif, semakin tinggi frekuensi output.
Strategi kontrol: Strategi kontrol inverter memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas dan akurasi frekuensi output. Strategi kontrol yang umum meliputi kontrol jenis tegangan, kontrol jenis arus, kontrol hibrida, dll.