Ketiga kamera UPS semuanya mendukung input daya ganda dan dapat mendukung input daya ganda dari sumber yang berbeda. Tampaknya solusi dari sumber yang berbeda lebih baik daripada solusi dari sumber yang sama karena dua sumber daya dapat dicadangkan secara redundan. Namun, pada kenyataannya, solusi input daya ganda dari sumber yang berbeda bukanlah yang terbaik. Artikel ini memberikan analisis khusus untuk beberapa situasi.
Konsep desain awal UPS adalah menggunakan sumber daya input yang sama untuk sirkuit utama (penyearah) dan bypass. Ketika catu daya utama gagal, UPS akan beralih ke mode kerja baterai. Ketika terjadi kesalahan internal atau kelebihan beban output pada UPS, UPS akan beralih ke beban bypass. Ketika kesalahan dipulihkan atau kelebihan beban dihilangkan, UPS secara otomatis beralih kembali ke mode kerja normal. Ini adalah logika operasi UPS normal.
Jika sumber daya masukan ganda yang berbeda digunakan, logika kerjanya adalah ketika sumber daya utama dan sumber daya pintas berbeda, tegangan keluaran dan fase UPS selalu mengikuti sumber daya pintas. Hal ini ditentukan dalam desain UPS. Ketika catu daya utama gagal, UPS beralih ke mode kerja baterai alih-alih beralih ke catu daya pintas. Ketika baterai habis, UPS beralih ke catu daya pintas. Meskipun catu daya pintas digunakan untuk memasok daya ke beban, beban tidak dilindungi oleh UPS. Berbagai gangguan dalam jaringan listrik, seperti lonjakan petir, fluktuasi tegangan, gangguan listrik, dll., dapat menimbulkan ancaman bagi beban setiap saat, yang bertentangan dengan tujuan pemasangan UPS. Selain itu, dalam kasus catu daya ganda, waktu cadangan baterai umumnya singkat karena kemungkinan masalah yang terjadi pada kedua sumber daya sangat kecil. Oleh karena itu, ketika baterai cepat habis, beban akan menerima daya yang tidak ditingkatkan, yang menimbulkan risiko tinggi. Oleh karena itu, solusi masukan daya ganda UPS dengan sumber yang berbeda bukanlah yang terbaik.